MAULID NABI MUHAMMAD SAW MAN 4 JAKARTA
Maulid Nabi Muhammad SAW 1433 H
⇓⇓
Jika dikisahkan tentang nabi-nabi
terdahulu, maka biasanya yang terbayang adalah kekuatan fisik dan kehebatan
mukjizat nya, seperti jika cerita tentang Nabi Nuh yang terbayang adalah
seorang Nabi gagah perkasa yang punya perahu yang tidak tenggelam saat terjadi
banjir besar. Jika dikisahkan tentang Nabi Ibrahim yang terbayang adalah Nabi
gagah perkasa yang tidak mempan dibakar api besar. Jika dikisahkan Nabi Sulaiman
yang terbayang adalah Nabi gagah perkasa kaya raya banyak harta nya, bisa
berbicara dengan segala binatang, bisa mengendalikan angin dan punya pasukan
bangsa jin. Jika dikisahkan Nabi Musa yang terbayang adalah Nabi gagah perkasa
punya tongkat bisa berubah jadi ular, bisa memancarkan 12 mata air dari batu
dan bisa belah lautan dengan tongkatnya. Jika dikisahkan Nabi Isa yang
terbayang adalah seorang nabi yang bisa menyembuhkan macam-macam orang yang sakit, mengobati orang
yang kesurupan bahkan menghidupkan orang yang sudah mati, tetapi ketika
dikisahkan Nabi Muhammad bukan itu yang terbayang di hadapan kita karena
mukjizat nabi-nabi terdahulu bukan sesuatu yang istimewa buat Nabi Muhammad dan
mukjizat nabi-nabi terdahulu tidak efektif digunakan untuk masa dan berdakwah
karena ketika mereka punya mukjizat, mukjizat nya bisa menghancurkan tapi tidak
menyuburkan.
Ketika Nabi Nuh dikejar-kejar oleh kaumnya,
diusir dan dikafirkan oleh kaumnya, ia berdoa kepada Allah “Ya Tuhan janganlah
engkau biarkan orang kafir hidup di muka bumi sebab kalau mereka engkau biarkan
hidup di muka bumi niscaya mereka akan melahirkan orang-orang kafir, hancurkan
mereka semua.” 950 tahun Ia berdakwah ujung-ujungnya umat nya dikaramkan di
depan matanya, dia menikmati nya dan dia yang memintanya. 120 tahun Nabi Musa
berdakwah, saat dia dikejar Firaun sampai lautan dia minta Allah untuk
hancurkan ekonomi mereka, hancurkan hati mereka sehingga mereka tidak beriman
sampai menyaksikan siksa yang pedih, 120 tahun berdakwa ujung-ujung nya umat
nya ditenggelamkan di lautan samudera, hancurlah mereka dan Musa menikmatinya
karena memang dia yang memintanya. 33 tahun Yunus berdakwah, yang beriman hanya
2 orang, dia berangkat, cemplung ke lautan dan dimakan dengan ikan hiu, yang
tersisa hanyalah tasbih, tetapi Nabi Muhammad 22 tahun 2 bulan 22 hari dia
berdakwah tidak membawa tongkat, tidak membawa api, tidak membawa apa apa tapi
yang beriman saat Beliau meninggal dari dunia tidak kurang dari 100.000 pasang
mata yang mengenang kepergiannya.
Kalau Nabi Nuh dan Musa minta kehancuran
umat nya, kalau Nabi Yunus kabur meninggalkan umat nya, tidak dengan Nabi
Muhammad saat dilempari batu dengan musuh-musuhnya, robek bajunya, bercucuran
darah badannya dan lemah tubuhnya, jibril datang menawarkan bantuan namun Nabi
menolak. Nabi tidak meminta Allah untuk menghancurkan umat nya tetapi Beliau
meminta Allah untuk membimbing mereka karena mereka orang-orang yang tidak
berpengetahuan dan meminta Allah untuk mengampuni dosa-dosa mereka karena
mereka orang yang tidak tahu apa-apa. Ternyata senjata Beliau bukan pedang
ataupun perahu melainkan senjata Rasulullah adalah akhlak yang agung, sesuatu
yang tidak akan lapuk ataupun patah dan tidak bisa disentuh oleh siapapun tapi
dia bisa menyentuh seluruh manusia.
Rasulullah berkata “aku datang bukan untuk mengajarkan orang menjadi kaya, aku datang bukan untuk mengajarkan orang islam menjadi kuat, aku datang bukan untuk mengajarkan orang memakai make up supaya lebih tampan dan cantik, aku diutus hanya untuk menyempurnakan akhlak yang agung, supaya kalau orang tampil cantik tidak sombong karena cantik, supaya kalau orang kuat tidak sombong karena kuat, supaya kalau orang kaya tidak mentang-mentang kaya, supaya kalau orang jadi penjabat tidak mentang-mentang berkuasa.” Kita semua yang hari ini rindu dengan Rasulullah semoga rindu kita terbalas. Sesungguhnya orang yang paling dicintai Nabi Muhammad dan paling dekat dengan surganya adalah orang yang paling baik akhlak nya dan itu pertanda orang yang baik akhlak nya adalah orang yang memiliki kesempurnaan iman.
Comments
Post a Comment