Budaya Kerja pada Kemajuan Teknologi Informasi

 Nazwa Aurelia XI Bahasa (22) 

BUDAYA KERJA PADA KEMAJUAN TEKNOLOGI INFORMASI 

Budaya kerja juga diartikan sebagai kebiasaan yang dilakukan berulang-ulang oleh pegawai dalam suatu organisasi. Pelanggaran terhadap kebiasaan ini memang tidak ada sanksi tegas, namun dari pelaku organisasi secara moral telah menyepakati bahwa kebiasaan tersebut harus ditaati untuk mencapai tujuan pekerjaan. Budaya kerja pada kemajuan bidang informasi disebut budaya digital. Budaya Kerja Digital dapat diartikan sebagai seperangkat nilai, praktek, dan harapan yang muncul mengenai cara orang bertindak dan berinteraksi dalam lingkungan kerja yang sarat dengan penggunaan teknologi informasi.

Menurut Boston Consulting Group (BCG), Budaya kerja digital sangat penting untuk diterapkan karena :

1. Organisasi berisiko mengalami kegagalan transformasi jika mengabaikan budaya kerja digital. 
Organisasi yang fokus menerapkan budaya kerja digital memiliki kinerja yang lebih baik dibanding organisasi yang tidak menerapkan perubahan budaya kerja. 

2. Budaya Kerja memberdayakan individu untuk berkinerja lebih cepat karena memberikan kesempatan kepada setiap individu untuk melakukan penilaian dan keputusan dengan lebih cepat. 
Ciri dari budaya kerja ini adalah kinerja yang tinggi.  Digitalisasi akan merubah proses bisnis, manajemen kinerja dan sistem informasi dalam lingkungan bekerja sehingga menumbuhkan keterlibatan dan mendorong perilaku dari setiap pegawai yang selanjutnya akan meningkatkan kinerja organisasi. Budaya kerja digital yang terinternalisasi dengan baik akan membuat seluruh pegawai terlibat aktif untuk mencapai target individu maupun organisasi.

Menurut BCG implementasikan budaya kerja digital dilaksanakan melalui tiga langkah : 

1. Menetapkan perubahan budaya kerja yang diperlukan
Keberhasilan perubahan budaya kerja sangat bergantung pada komitmen pimpinan puncak harus dapat melakukan identifikasi karakteristik-karakteristik budaya kerja digital apa saja yang sesuai dan diperlukan untuk mencapai visi misi dan tujuan organisasi.

2. Membangun karakteristik kepimpinan yang kuat pada setiap pegawai dan melibatkan pegawai
Pimpinan puncak dalam suatu organisasi harus menjadi agent of change yang berperan sebagai katalis utama atau pemicu terjadinya sebuah perubahan dan melibatkan seluruh sumber daya manusia dalam organisasi.

3. Menyelaraskan organisasi dengan budaya kerja yang baru
Budaya kerja digital sangat berbeda dengan budaya kerja tradisional. Perbedaan budaya kerja ini sangat kontras karena pada budaya kerja tradisional seorang pimpinan akan bersifat pasif untuk menunggu informasi dari bawahannya sedangkan pada proses bisnis yang sudah terdigitaliasi bawahan maupun pimpinan dapat langsung aktif berkolaborasi untuk menyelesaikan pekerjaan melalui sistem aplikasi. 


Dari penjelasan di atas dapat dikatakan kalau budaya kerja pada kemajuan teknologi informasi sangat berpengaruh besar. Contohnya pada sesuatu yang terjadi pada sebuah perusahaan, mau tidak mau para karyawan dituntut harus bisa menyelaraskan kemampuan mereka terhadap tantangan yang ada di lapangan.Organisasi harus menyesuaikan proses bisnisnya agar budaya kerja digital dapat relevan dengan proses bisnis. Tanpa penyesuaian organisasi dengan budaya kerja digital maka hampir sulit untuk menanamkan perilaku baru dalam sebuah organisasi.



Comments

Popular posts from this blog

TIPE DATA DALAM PEMROGRAMAN

Model Data

Integrasi Antar Aplikasi Office : Mail Merge